Presiden RI Joko Widodo Meresmikan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar Segmen Pelabuhan Bakauheni – SS Bakauheni dan Segmen SS Lematang – SS Kotabaru.
Presiden RI Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar Segmen Pelabuhan Bakauheni – SS Bakauheni dan Segmen SS Lematang – SS Kotabaru (21/01). Bertempat di Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Lampung, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Lampung Ridho Ficardo dan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo.
Segmen Pelabuhan Bakauheni – SS Bakauheni memiliki panjang 8,9 Km dan Segmen SS Lematang – SS Kotabaru sepanjang 5 Km. Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar mempunyai panjang keseluruhan 140,9 Km dan terbagi menjadi 4 seksi, yaitu: Seksi 1 Pelabuhan Bakauheni – Simpang Susun Sidomulyo sepanjang 39,4 Km, Seksi 2 Simpang Susun Sidomulyo – Simpang Susun Kotabaru dengan panjang 40,6 Km, Seksi 3 Simpang Susun Kotabaru – Simpang Susun Metro panjang 29 Km dan Seksi 4 Simpang Susun Metro – Terbanggi Besar sepanjang 31,9 Km.
Pengerjaan jalan tol ruas Bakauheni-Terbanggi Besar ini dilakukan melalui Sinergi BUMN, antara Hutama Karya dengan 4 BUMN Konstruksi lainnya yaitu PT. PP (Persero) Tbk. yang mengerjakan Paket 1, PT. Waskita Karya yang mengerjakan Paket 2, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. yang mengerjakan Paket 3, dan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang mengerjakan Paket 4.
Dalam mengerjakan keseluruhan paket pembangunan ruas jalan tol yang disebut di atas, I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) yakin bahwa pihaknya akan menyelesaikannya sesuai target waktu yang telah ditetapkan.
“Secara keseluruhan, dari sisi pengadaan tanah sudah 95,02%, dari aspek konstruksinya telah mencapai 65,65%. Melalui sinergi BUMN yang sudah terjalin sejak awal, kami optimis bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu,” ungkapnya dengan nada optimis.
Dari sisi pembiayaan, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar menelan investasi sekitar Rp 16,8 Triliun. Dan porsi modal atau ekuitas sudah 52% terpenuhi. Pemenuhan ekuitas dilakukan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2015/2016 sebesar Rp. 2,2 Triliun, serta melalui penerbitan obligasi Hutama Karya secara bertahap sebesar Rp. 6,5 Triliun.
Sementara sisanya sebesar 48% dipenuhi melalui skema pinjaman investasi dari 7 bank dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Dikonfirmasi terpisah, Direktur Keuangan PT. Hutama Karya (Persero), Anis Anjayani menyampaikan bahwa pada 27 Desember 2017 lalu, Hutama Karya resmi menerima pinjaman dari 7 sindikasi perbankan yakni Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank Indonesia, Bank ICBC Indonesia, dan Bank Permata sebesar sekitar Rp 8 Triliun. “PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) akan menyediakan stand-by loan untuk membantu perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya apabila terjadi defisit cashflow selama masa operasi tol,” kata Anis.
Jalan Tol ini merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Trans Sumatera (Lampung – Aceh) yang termasuk dalam target pembangunan jalan tol sepanjang 1.800 Km hingga tahun 2019. Ruas ini akan menjadi jalan utama dari dan menuju Pelabuhan Bakauheni yang merupakan salah satu pelabuhan utama yang menghubungkan Jawa dengan Sumatra. Dengan terhubungnya dengan Pelabuhan Bakauheni keberadaan tol ini diharapkan dapat memperlancar distribusi dan menurunkan biaya logistik barang dan jasa antar wilayah.
Pengoperasian ruas jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar ini juga akan mendukung konektivitas Asian Games XVII tahun 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.
Usai peresmian, Presiden Jokowi menjajal Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dengan menaiki truk sebagai simbol bahwa Tol tersebut sebagai jalur logistik nasional yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera serta dalam rangka pengembangan kawasan berbasis hilirisasi komoditas pertanian yang sangat potensial di Provinsi Lampung.
Selanjutnya Tol dapat dilalui tanpa tarif sebagai bagian dari sosialisasi kepada masyarakat terlebih Tol pertama di Lampung. Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar merupakan salah satu dari 24 ruas Tol Trans Sumatera yang dikembangkan oleh PT. Hutama Karya melalui penugasan dari Pemerintah dan ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN).
PT. Hutama Karya melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang ditandatangani pada 4 September 2015 dan diamandemen pada 20 April 2016 dan 15 Juli 2016. Dari aspek keuangan, biaya investasi yang diperlukan sebesar 16,8 Triliun. Masa konsesi pengusahaan Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar adalah 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Konstruksi (SPMK) oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Kecepatan rencana pada ruas ini adalah 60 Km/jam dan 100 Km/jam dengan jumlah lajur 2x2 Tahap Awal dan 2x3 pada Tahap Akhir. Lebar lajur pada jalan tol ini adalah 3,6 M, dengan lebar bahu luar 3 M serta lebar bahu dalam 1,5 M.
Jumlah Simpang Susun yang terdapat pada Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar ini adalah 9 buah, yaitu: SS Bakauheni, SS Kalianda, SS Sidomulyo, SS Lematang, SS Kotabaru, SS Branti, SS Metro, SS Gunung Sugih dan SS Terbanggi Besar.