berita

Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan 2023 pada Beberapa ruas Jalan Tol Sekitar Jakarta

Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan 2023 pada Beberapa ruas Jalan Tol Sekitar Jakarta

Ciawi - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan kegiatan penilaian Jalan Tol Berkelanjutan pada  tahun 2023 dengan tema Toll For All. Adapun indikator penilaian meliputi peningkatan kualitas ramah gender, peningkatan kepedulian masyarakat pengguna jalan tol, dan perluasan akses investasi ekonomi lokal (branding lokal berkelanjutan).

Pada Selasa, Kamis - jumat (18,20-21/7) telah dilakukan Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) pada ruas yang sudah operasi penuh yaitu pada main road serta TIP jalan tol  Cinere - Jagorawi(Cijago) sepanjang 9,20 KM yang dikelola oleh PT Translingkar Kita Jaya, Cimanggis - Cibitung sepanjang 2,75 KM yang dikelola oleh PT Cimanggis Cibitung Tollways, Jakarta - Bogor - Ciawi(Jagorawi) sepanjang 59 KM yang dikelola oleh PT Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional, Bogor Ring Road (BORR) sepanjang 11,30 KM yang dikelolaoleh PT Marga Sarana Jabar dan Ciawi – Sukabumi sepanjang 15,35 KM oleh PT Trans Jabar Tol.

 Pada kunjungan Tim penilai JTB ke ruas Jagorawi, terdapat nursery yang berlokasi di Ciawi yang menampung persediaan dan produksi tanaman untuk jalan tol. Dijelaskan oleh pengelola nurseri, di ruas tersebut tersedia alat pencacah pembuat produksi kompos, yang dihasilkan dari hasil daur ulang sampah dari kegiatan pemangkasan jalan tol khususnya berupa potongan dedaunan. Daur ulang ini akan menghasilkan pupuk organik padat maupun cair, kegiatan di nursery ini berhasil mengurangi sampah organik yang ada. Disamping memangkas ongkos terkait penampungan sampah, kegiatan ini juga menjadi nilai tambah karena hasil produksi pupuk ini memiliki nilai ekonomis karna hasil dari pupuk ini dapat dijual dan didistribusikan. 

Program beautifikasi pada jalan tol juga menjadi salah aspek penilaian jalan tol berkelanjutan. dengan adanya nursery pada Jalan Tol Jagorawi memiliki stok tanaman yang beragam. salah satu teknik yang dilakukan untuk perbanyakan di nursery ini adalah teknik okulasi, yaitu teknik menyambung mata tunas bagian pucuk ke bagian pangkal pohon dengan jenis lainnya (namun masih dalam satu famili tanaman). Keuntungan dari teknik ini sebagai perbanyakan tanaman adalah satu tanaman mampu menghasilkan bunga yang beragam, sehingga tanaman yang dihasilkan berwarna warni dan memenuhi aspek keindahan di jalan tol.

Agus HK Soetomo Tim Penilai Jalan Tol Berkelanjutan selaku tenaga ahli dalam bidang Sosial Budaya mengatakan, tahun ini adalah tahun ke 4 penilaian jalan tol berkelanjutan. Kali ini Tim fokus pada Green Toll Road (Tol Ramah Lingkungan), bukan hanya penghijauan semata mata tapi juga keberlanjutannya seperti pengelolaan limbah dan sampah. Yang kedua adalah responsif gender (Ramah Gender), responsif gender bukan hanya tentang pria dan wanita tapi juga harus setara pada semua golongan baik pria, wanita, lansia, anak - anak dan juga disabilitas. 

Selanjutnya, penilaian JTB dilakukan pada jalan tol Bogor Ring Road. Rudi Pardede, Direktur Teknik dan Operasi BORR mengatakan pihaknya saat ini juga mulai melakukan program penghijauan. Namun dikarenakan 60?ri ruas BORR ini adalah elevated menjadikan ruas ini kurang dari segi penghijauan. “Namun kami tetap melakukan penanaman, dimana progres terkini kami menanam 50 pohon ketapang kencana di 3 KM jalur BORR. Rencana selanjutnya kami akan membuat pot bunga di sepanjang median jalan tol elevated Sta 3+800 - 10+600m,” ungkap Rudi. Ditambahkan oleh Rudi, sesuai arahan dari Menteri PUPR telah dilakukan peningkatan kualitas dan beautifikasi yaitu di 2 tahap 2022 dan 2023. pemasangan guardrail dan pengecatan, pengecatan parapet, MCB , pengecatan kansteen, lapis ulang marka jalan dan beautifikasi. Ruas BORR memiliki top up center, difungsikan sebagai rest area namun dengan konsep yang lebih minimalis. Top Up Center ini bukan kategori rest area, namun difungsikan sedemikian rupa untuk memudahkan pengguna jalan tol dengan menyediakan fasilitas Toilet, ATM Center dan Mushola.

Ir. Johny P. Kusumo. M.B.A.  selaku Tim Penilai Jalan Tol Berkelanjutan bidang Arsitektur dan Penataan Lansekap menurutnya desain yang di buat di area jalan tol harus memenuhi kebutuhan dasar, baik secara estetika maupun fungsional. Jadi desain yang dibuat boleh beragam, namun fungsi utamanya harus tetap sesuai. “Dari aspek keamanan yaitu pada jalur keluar di rest area jika spacenya terbatas harus diberi penanda seperti lampu berwarna agar pengendara yang keluar tetap aman karena pengendara yang sedang melaju di jalan tol melihat mobil yang keluar dari rest area,” tegas Johny.

Ir. Ellen Sophie Wulan Tangkudung, M.S. selaku Tim Penilai Jalan Tol Berkelanjutan bidang Keselamatan, Kelancaran dan Kenyamanan Transportasi Jalan Tol, mengungkapkan dalam penilaiannya kali ini pada beberapa ruas jalan tol, yaitu pada jalan tol Cinere - Jagorawi, Cimanggis - Cibitung, Jakarta - Bogor – Ciawi, Bogor Ring Road dan Ciawi - Sukabumi sudah memenuhi dari segi responsif gender namun perlu adanya perbaikan ulang, dikarenakan simbol pada beberapa tempat parkir perempuan dan parkir disabilitas ada yang sudah pudar. Selain itu, Ellen memberi apresiasi pada  PT Jasa Marga (Persero) Tbk. karena telah mengembangkan sistem pemantauan yang bagus pada sebagian jalan tol yang dikelolanya, pemantauan CCTV dan ketinggian air bisa dilihat dari aplikasi dengan realtime serta akurat.

Sebagai informasi, kegiatan Penilaian JTB terhadap kualitas layanan Jalan Tol dan TIP di seluruh Indonesia ini didasarkan atas Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 16/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol serta Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2021 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) pada Jalan Tol. (BPJT/Yudha)

Share Berita Ini

Berita Terkait