Uji Beban "Statis dan Dinamis" Tol Layang Sebelum Siap Beroperasi
Jakarta - Sebelum Jalan Tol layang beroperasi untuk dilintasi kendaraan ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilewati, yakni dikenal sebagai tahapan uji beban.
Tahapan Uji Beban ini terbagi menjadi 2 metode yaitu secara Statis dan Dinamis dengan menggunakan kendaraan berat jenis truk secara bertahap, yang fungsinya adalah untuk mendapatkan hasil yang konsisten dan mengetahui kualitas kekuatan jembatan Tol tersebut. Setelah pelaksanaan uji beban dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa ruas tol layang tersebut sudah baik dan aman secara konstruksi.
Pelaksanaan uji beban secara statis dilakukan melalui cara kendaraan berat yang berhenti di tengah-tengah jalan tol untuk menguji seberapa statisnya girder dari konstruksi layang tersebut guna mengetahui besar lendutan di tengah bentang jembatan.
Setelah hasil uji menunjukkan angka yang lebih kecil dari hasil perhitungan awal, dapat dihasilkan bahwa lendutannya lebih kaku sehingga lebih baik untuk kekuatan jembatan. Ketika pengujian beban dilakukan lebih dari satu kali untuk mendapatkan hasil yang konsisten.
Kemudian, uji beban secara dinamis dilakukan dengan cara kendaraan berat dijalankan pada jalan tol dengan kecepatan lambat. Uji dinamis bertujuan sebagai langkah mengetahui faktor redaman jembatan dan Dynamic Amplification Factor (DAF), yakni perbandingan antara amplitudo akibat beban dinamis dengan amplitudo akibat beban statis yang akan menunjukkan karakteristik dari jembatan tersebut.
Setelah pelaksanaan uji beban jembatan selesai dilaksanakan dan mendapatkan hasil pengujian akan dibahas secara pleno oleh tim narasumber bersama dengan Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR, kemudian diterbitkan Sertifikat Laik Fungsi Jembatan Box Girder oleh Kementerian PUPR. (BPJT/Dms)