Pembangunan Jalan Tol Becakayu dan Sejarahnya di Masa Lampau
Jakarta - Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) atau akrab disebutJalan Tol Becakayu dibangun dengan jalan layang (elevated) yang membentang dari wilayah Tambun – Bekasi sampai dengan wilayah Kampung Melayu serta memiliki panjang 21,04 Km. Jalan Tol Becakayu Seksi IB dan IC Cipinang – Jaka Sampurna telah rampung sejak tahun 2017, kemudian telah beroperasi dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sejak November 2017 lalu.
Jalan Tol sepanjang 16,01 Km yang dikelola PT. Kresna Kusuma Dyandra Marga terdiri dari dua seksi yaitu, Seksi I Kasablanka – Jaka Sampurna sepanjang 11,9 Km yang masih dalam progres sebesar 91%, khusus untuk Seksi Cipinang-Jaka Sampurna sudah beroperasi dan Seksi II Jaka Sampurna – Margajaya sepanjang 4,12 Km dengan progres konstruksi sebesar 44,09%.
Selanjutnya, biaya investasi yang diperlukan selama proses pembangunan jalan tol Becakayu adalah sebesar Rp 8,54Triliun. Masa konsesi pengusahaan Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu adalah 45 tahun. Kecepatan rencana pada ruas ini adalah 80 KM/jam dengan jumlah lajur 2x3.
Sebelum hadirnya jalan tol Becakayu, waktu tempuh dari Kota Bekasi menuju Jakarta sekitar dua jam perjalanan, kemudian setelah dioperasikannya Tol Becakayu perjalanan dari Bekasi ke Kampung Melayu dapat ditempuh menjadi lebih cepat hanya dalam waktu 30 menit.
Untuk investasi di bidang property, jalan tol Becakayu menjadi salah satu penopang penting pada sektor properti di Bekasi. Jalan tol ini memiliki daya tarik sendiri dalam memudahkan pilijan hunian bagi masyarakat yang sehari-hari melaju dari Bekasi menuju Jakarta, dan sebaliknya.
Hadirnya jalan tol ini juga akan meningkatkan kelancaran lalu lintas kendaraan logistik yang menuju Karawang, Cibitung dan Bandung sehingga mengurangi volume lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek. Selanjutnya jalan tol ini juga mejadi solusi dalam mengurangi kemacetan yang terjadi di Jalan Raya Kalimalang dan Tol Jakarta Cikampek yang sering mengalami penumpukan volume kendaraan di Gerbang Tol Halim.
Asal Muasal Kampung Melayu
Kampung Melayu saat ini adalah sebuah kelurahan di kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Kelurahan ini memiliki luas 47,83 Ha. Kelurahan ini terdiri atas 114 Rukun Tetangga dan 8 Rukun Warga. Sejarah Kampung Melayu memiliki masa lampau yang cukup unik, Kampung Melayu sendiri terbentuk dari kumpulan orang-orang etnis melayu yang didatangkan Belanda pada masa awal kolonialisme. Orang-orang di Kampung Melayu ini berasal dari utara Selat Malaka, utara Pulau Sumatera, Singapura, Malaysia, dan sekitarnya.
Mereka telah aktif berdagang dengan bangsa Portugis, Belanda, Inggris dan Tionghoa sejak sekitar tahun 1400. Oleh karena itu, Belanda pada masa itu membutuhkan mereka untuk mengembangkan Kota Batavia yang sekarang jadi Jakarta. Orang orang dari berbagai etnis ini biasa dikelompokkan oleh Belanda kedalam pemukiman-pemukiman khusus.
Kedatangan bangsa melayu sebagai leluhur masyarakat Kampung Melayu sendiri terdapat dua garis besar. Pertama bisa jadi sebagai pedangang yang datang ke Batavia, karena padatnya perdagangan di sekitar Selat Malaka. Kedua, bisa juga sebagai tawanan kalah perang antara Portugis yang ditaklukkan Belanda di Malaka. (BPJT/Dms)