Dukungan Inovasi & Pengembangan Jalan Tol Tahun 2021 Bersama Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Part 2
Jakarta - BPJT Kementerian PUPR menargetkan pada tahun 2021 dapat melaksanakan sasaran kinerja pengembangan Jalan Tol di Indonesia melalui sasaran pelayanan bagi masyarakat yang mencakup panjang jalan tol yang ditargetkan total akan mencapai 2.756 Km dengan total panjang lajur tol mencapai 12.491 Km.
Jumlah transaksi harian pada tahun 2021 diproyeksikan akan terjadi peningkatan sebesar 17,6% dengan 600.000 transaksi hingga mencapai 4 juta transaksi/hari, dengan peningkatan persentase kendaraan Golongan II - V mencapai 14,1% (mengalami peningkatan sebesar 3,98% dari tahun 2020). Hal ini akan berdampak pada peningkatan volume transaksi sebesar 17,2% menjadi Rp. 22,5 Triliun/tahun dibandingkan tahun 2020 yang berada kisaran angka 19,19 T (prognosis Januari 2021).
Waktu tempuh kendaraan yang melintas di jalan tol diproyeksikan akan mengalami percepatan dari yang semula di tahun 2020 kecepatan rata-rata 69 km/jam untuk dalam kota, Kecepatan rata-rata menjadi 75 Km/Jam. Sedangkan waktu tempuh di luar kota dimana pada tahun 2020 berada di kecepatan rata-rata 82 km/jam menjadi Kecepatan rata-rata 90 Km/Jam (*data berdasarkan simulasi pada bulan Desember 2020).
Pada tahun 2021, BPJT Kementerian PUPR menargetkan peningkatan jumlah TI/TIP mengalami peningkatan sebesar 10,5% sehingga bertambah menjadi total 126 TI/TIP (Tipe A dan B) dari yang semula 114 TI/TIP di tahun 2020.
Terkait keselamatan di jalan tol, diharapkan akan faktor kecelakaan di tahun 2021 dapat mengalami penurunan menjadi 1,77 kejadian per km/hari dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 2,5 kejadian per km/hari, dan berkurangnya korban meninggal akibat kecelakaan yaitu 0,08 Korban meninggal per 100 juta kendaraan Km.
Selanjutnya, sasaran investasi di tahun 2021 (akumulasi harga berlaku) dapat mengalami peningkatan sebesar 21,6% dari tahun 2020 (Rp. 729,54 T) yaitu menjadi total Rp. 887,41 Triliun, Foreign Direct Investment (FDI) ditargetkan mengalami peningkatan menjadi Rp. 20 Triliun, dimana sebelumnya pada tahun 2020 sebesar Rp. 9.9 Triliun, pembiayaan internasional juga ditargetkan akan meningkat sebesar 12,9% dibandingkan tahun 2020 (Rp. 3,54 T) menjadi sebesar Rp. 4 Triliun di tahun 2021. Terhadap pembiayaan Bank BUMN diharapkan juga akan terjadi peningkatan sebesar 18,7% menjadi 85 Triliun di tahun 2021 dari tahun 2020 (Rp. 71,59 T), dan pembiayaan Non Bank BUMN mengalami peningkatan sebesar 18,6% dengan total Rp. 90 Triliun di tahun 2021, dimana posisi pembiayaan di tahun 2020 adalah sebesar Rp. 75,85 T. (BPJT/Dms)