Teknologi New Austrian Tunneling Method (NATM) Pada Terowongan Tol Cisumdawu
Bekasi - Inovasi teknologi terowongan terus dikembangkan sebagai upaya dalam menyadari pentingnya keberadaan terowongan khususnya pada pembangunan jalan di Indonesia, yang memiliki topografi beragam mulai dari dataran rendah, perbukitan hingga pegunungan.
Penerapan inovasi teknologi terowongan dilakukan pada konstruksi terowongan kembar Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) yakni menggunakan inovasi teknologi New Austrian Tunneling Method (NATM). Teknologi ini sukses diterapkan pada terowongan Jalan Tol Cisumdawu yang berguna dalam menguatkan tanah sebelum penggalian.
Teknologi New Austrian Tunneling Method (NATM) merupakan metode modern terowongan desain dan konstruksi mempekerjakan pemantauan canggih untuk mengoptimalkan berbagai teknik penguatan dinding berbasis pada jenis batuan di daerah pegunungan yang ditemui saat penerowongan berlangsung.
Teknologi NATM mengintegrasikan prinsip-prinsip perilaku massa batuan di bawah beban dan memantau kinerja konstruksi bawah tanah selama konstruksi, serta digunakan untuk penggalian tanah lunak dan pembuatan terowongan di sedimen berpori. Teknologi ini juga memungkinkan penyesuaian langsung serta penggalian di bawah tanah dalam detail konstruksi.
Sebagai informasi, terowongan Tol Cisumdawu merupakan terowongan Jalan Tol terpanjang di Indonesia, serta merupakan Jalan Tol pertama yang memiliki terowongan. Terowongan kembar yang ada pada Jalan Tol Cisumdawu memiliki panjang 472 meter dan lebar 14 meter.
Lokasi terowongan Tol Cisumdawu ini berada di desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat Seksi II ruas Rancakalong - Sumedang. Jalan Tol yang terdiri dari 6 Seksi ini diharapkan tuntas seluruhnya di akhir tahun 2021.
Kehadiran Tol Cisumdawu akan terhubung dengan Jalan Tol Akses Bandara Kertajati sehingga akan mengurangi waktu tempuh dari Bandung sekitar 3 jam hanya menjadi 1 jam. (BPJT/Dms)