berita

Peresmian Jalan Tol Solo – Ngawi Segmen Kertasura – Sragen Oleh Presiden Joko Widodo

Peresmian Jalan Tol Solo – Ngawi Segmen Kertasura – Sragen Oleh Presiden Joko Widodo

Terbentang hingga 35,2 Km Jalan Tol Solo – Ngawi Segmen Kertasura - Sragen diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Minggu (15/7). Bertempat di Gerbang Tol Ngemplak, Kabupaten Boyolali Joko Widodo didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi David Wijayatno.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam laporannya menyatakan bahwa Jalan Tol Solo Ngawi memiliki keunikan karena bersinergi dengan moda transportasi kereta bandara. "Di belakang (ROW dari Kadipiro-Purwodadi hingga Bandara Adi Soemarmo) yang ada crane merupakan jalur kereta api ke bandara yang sudah mulai dikerjakan." jelasnya

Jalan Tol Solo – Ngawi mempunyai total keseluruhan panjang 90,43 Km yang terdiri dari tiga Segmen, yaitu Segmen Junction Kartasura – Karanganyar sepanjang 20,9 Km (konstruksi oleh Pemerintah), Segmen Karanganyar – Simpang Susun Sragen sepanjang 14,3 Km (konstruksi oleh BUJT) dan Segmen Simpang Susun Sragen – Simpang Susun Ngawi sepanjang 54,9 Km (konstruksi oleh BUJT) yang direncanakan akan beroperasi pada September 2018.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Jalan Tol Trans Jawa secara bertahap akan tersambung dari Merak hingga Banyuwangi. "Saya gembira karena Jalan Tol Ruas Kartasura - Sragen selesai dan secara bertahap Ruas Tol Trans Jawa tersambung dari Merak hingga Banyuwangi.”

Terkait rest area, secara khusus Presiden berpesan agar penggunaannya bisa meningkatkan geliat ekonomi rakyat. Presiden menginginkan agar titik-titik di rest area diisi oleh produk-produk lokal.

"Saya titip jalan tol bukan hanya memperlancar barang jasa dan orang, menurunkan biaya logistik, tadi juga sudah disinggung oleh Pak Menteri PUPR mengenai rest area, jangan sampai titik-titik yang ada kegiatan ekonomi itu justru diisi oleh merek-merek asing. Harus semuanya diganti sate, soto, kambing guling, gudeg," ujarnya.

Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri BUMN dan Menteri PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk memfasilitasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar mendapatkan kesempatan berjualan di rest area jalan tol sehingga rest area akan didominasi produk lokal. Lebih lanjut Presiden menegaskan bahwa ini merupakan wujud keberpihakan kepada produk lokal, bukan sekadar masalah pendapatan semata.

"Sehingga yang namanya batik bisa dijual di rest area, telur asin bisa dijual di rest area. Makanannya yang tadi. Kalau minum ya wedang ronde. Saya kira bisa dijual di rest area," lanjut Presiden Joko Widodo.

Jalan Tol Solo – Ngawi dilengkapi dengan 6 Gerbang Tol (GT), yakni GT Colomadu, GT Bandara, GT Ngemplak, GT Purwodadi, GT Karanganyar, GT Sragen, GT Sragen Timur, dan GT Ngawi (Kota Ngawi). Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses jalan tol PT. Jasamarga Solo Ngawi juga mempersiapkan 8 Simpang Susun (SS), yaitu SS Kartasura/Colomadu, SS Bandara, SS Ngemplak, SS Purwodadi, SS Karanganyar, SS Sragen, SS Sragen Timur dan SS Ngawi.

Pengusahaan Jalan Tol Solo – Ngawi dilaksanakan oleh PT. Jasamarga Solo Ngawi dengan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang ditandatangani pada 28 Juni 2011. Masa konsesi pengusahaan Jalan Tol Ngawi - Kertosono adalah 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Konstruksi (SPMK).

Jalan tol dengan biaya investasi 11,34 Triliun ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seiring dukungan infrastruktur, Jalan Tol Solo-Ngawi menjadi sangat penting untuk memecahkan permasalahan transportasi darat dan konektivitas baru yang akan berdampak positif bagi kondisi ekonomi kawasan secara umum.

Secara teknis, ruas Tol Sol-Ngawi yang dikerjakan dengan tipe perkerasan rigid pavement (perkerasan beton) memiliki jumlah lajur 2 x 2 atau dua lajur tiap arah. Lebar lajur mencapai 3,6 meter dan bahu jalan luar 3 meter.

Share Berita Ini

Berita Terkait