Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan Pada Jalan Tol Aceh-Sigli, Ditekankan Pentingnya Drainase di Jalan Tol
Aceh – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan program Jalan Tol Berkelanjutan yang telah dilakukan sejak tahun 2020 sampai tahun 2024 mendatang. Program ini bertujuan untuk memberikan penilaian yang objektif dari para narasumber atas kinerja jalan tol dan meningkatkan standar dan mutu pelayanan jalan tol.
Setiap tahunnya jalan tol berkelanjutan memiliki tema yang berbeda, dimana pada tahun 2020 memiliki tema "toll core function terpenuhi", pada tahun 2021 "tol hijau & penguatan budaya lokal", tahun 2022 "tol hemat energi" dan pada tahun 2023 ini dengan tema "toll for all". Pada prinsipnya, tahapan tema setiap tahun merupakan pondasi untuk penilaian di tahun berikutnya. Sehingga diharapkan ke depannya setiap ruas tol dan Tempat Istirahat dan Pelayanan memiliki karakteristik yang khas.
Pada tanggal 26-27 Juni 2023, telah dilakukan penilaian pada ruas jalan tol Aceh – Sigli dari seksi 6 sampai seksi 2 sepanjang 48,5 Km oleh tim penilaian yaitu Dra. Endang Setyaningrum, M.T. selaku narasumber manajemen persampahan dan inovasi energi terbarukan dan Agus Pambagio selaku narasumber pakar kebijakan publik.
Pada tahun 2023 yang mengusung tema "toll for all" dimana salah satu indikator penilaiannya adalah peningkatan kualitas ramah gender. Menurut Branch Manager jalan tol Aceh – Sigli, Totok Masyadi, pada kantor ruas tol telah dilakukan beberapa hal terkait peningkatan kualitas pelayanan ramah gender, seperti penyediaan parkir khusus wanita.
Pada jalan tol Aceh – Sigli seksi 4 yang baru beroperasi pada tahun 2020, telah dilakukan penghijauan seperti penanaman pohon mangga, jambu dan rambutan agar jalan tol Aceh – Sigli menjadi lebih hijau sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tol. “Kami juga melakukan penyapuan jalan setiap minggunya menggunakan mobil road sweeper dan juga penyiraman pada tanaman menggunakan mobil water tank,” ungkap Totok.
Hal penting lainnya yang menjadi konsen dari tim penilai adalah drainase jalan tol. “Drainase pada jalan tol harus selalu bersih, tidak ada sampah maupun tanaman–tanaman liar," ujar Endang. Saluran drainase pada jalan tol penting agar tidak ada genangan air, dan air hujan yang turun pada jalan tol bisa segera mengalir ke drainase sehingga kualitas jalan tetap terjaga baik.
Pada kesempatan tersebut, tim penilai juga mengunjungi jalan tol Aceh–Sigli seksi 1 yang masih dalam tahap konstruksi. Endang mengatakan bahwa agar dapat terwujud jalan tol yang berkelanjutan, harus dimulai sejak jalan tol tersebut dalam proses konstruksi, tidak hanya setelah jalan tol beroperasi. Saat ini progres konstruksi jalan tol Aceh-Sigli seksi 1 (Padang Tiji – Seulimeum) sepanjang 25 Km mencapai 57?n diharapkan dapat selesai konstruksi pada akhir tahun 2023. Pengoperasian jalan tol Aceh-Sigli seksi 1 sangat ditunggu masyarakat untuk memangkas jarak dan waktu tempuh, memperlancar distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera.