berita

Capaian Kinerja Penyelenggaraan Jalan Tol di Indonesia

Capaian Kinerja Penyelenggaraan Jalan Tol di Indonesia

Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR terus berupaya mendorong seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selaku pengelola di masing-masing ruas untuk terus memberikan peningkatan pelayanan jalan tol tidak hanya mengejar tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) untuk pemenuhan persyaratan penyesuaian tarif tol. Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga didorong untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tol secara berkelanjutan karena kebutuhan dan permintaan masyarakat yang semakin tinggi.

Dalam pelaksanaan kegiatan Press Briefing bersama media peliput yang dilaksanakan bersama Kepala BPJT Danang Parikesit didampingi Ketua Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Subakti Syukur, juga dilaksanakan soft launching Buku Annual Report BPJT Tahun 2021 dengan tema "Peningkatan Tata Kelola Dalam penyelenggaraan Jalan Tol di Indonesia".

Danang mengatakan, hingga bulan Juni 2022 tercatat total pengoperasian sejumlah ruas Jalan Tol di Indonesia secara keseluruhan telah mencapai sepanjang 2.500 Kilometer dengan terbagi menjadi 66 ruas Jalan Tol dan 46 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang ada di Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, hingga Pulau Sulawesi

Kemudian untuk jumlah transaksi harian di Jalan Tol, Danang mengatakan sebelumnya hingga akhir tahun 2021 jumlah transaksi harian mencapai sebanyak 3,59 juta, ditargetkan hingga akhir 2022 nanti jumlah transaksi harian bisa mencapai sebanyak 4,09 juta transaksi harian dengan persentase kenaikan transaksi harian sebesar 13,92%. Diperkirakan pada tahun 2024 jumlah ini akan mencapai 7 juta transaksi harian di seluruh Jalan Tol di Indonesia.

“Jumlah persentase kendaraan Golongan II-V dari tahun 2021 sampai 2022 mengalami kenaikan mencapai 3,13% yakni pada akhir tahun 2021 telah mencapai 13,75%, dan ditargetkan pada akhir tahun 2022 dapat mencapai hingga 16,88%.  Hal ini akan berdampak pada peningkatan volume transaksi hingga akhir tahun 2022 diproyeksikan mencapai Rp. 26,532 Triliun/Tahun dibandingkan tahun 2021 yang berada kisaran  nilai Rp. 23,757 Triliun/Tahun, sehingga akan mengalami kenaikan sebesar 17,24%,” kata Danang.

Selanjutnya, Danang juga mengatakan untuk waktu tempuh kendaraan yang melintas di jalan tol diproyeksikan akan mengalami percepatan dari yang semula di tahun 2021 kecepatan 1,48 Jam/100 Km (kecepatan rata-rata 68 Km/Jam) untuk dalam kota, di tahun 2022 kecepatan menjadi 1,35 Jam/100 Km untuk dalam kota. Sedangkan waktu tempuh di luar kota dimana pada tahun 2021 berada di kecepatan 1,13 Jam/100 Km, di tahun 2022 kecepatan menjadi 1 Jam/100 Km.

Sebagai informasi, pada tahun 2021 jumlah TI/TIP di Jalan Tol dengan total 116 TI/TIP (Tipe A dan B) yang terbagi menjadi Tipe A 76, Tipe B 40. Kemudian untuk Tipe C (Parking Bay) 16, dan dalam tahap Konstruksi 13.

“Terkait keselamatan di jalan tol, diharapkan akan faktor kecelakaan di tahun 2022 dapat mengalami penurunan menjadi 1,09 kejadian per km (-32,7%), dibandingkan sebelumnya pada tahun 2021 yang sebesar 1,62 kejadian per km, dan berkurangnya korban meninggal akibat kecelakaan ditargetkan di tahun 2022 mengalami penurunan 0,143 Korban meninggal  dunia per Km dengan persentase mencapai -6,53% dibandingkan tahun 2021 yakni 0,153 Korban meninggal  dunia per Km,” ujarnya.

Selanjutnya, Danang juga menambahkan untuk sasaran investasi di tahun 2021 sebesar Rp. 736,37 Triliun (akumulasi harga berlaku), ditargetkan hingga akhir tahun 2022 mendatang dapat mengalami peningkatan sebesar Rp. 970,85 Triliun (akumulasi harga berlaku), kemudian terkait Foreign Direct Investment (FDI)*) dimana pada tahun 2021 sebesar Rp. 9.90 Triliun yang besarannya tetap pada tahun 2020, kemudian pada tahun 2022 ditargetkan mencapai Rp. 20 Triliun, pembiayaan internasional juga ditargetkan tahun 2022 mencapai Rp. 4,30 Triliun dibandingkan tahun 2021 Rp. 3,89 Triliun.

“Terhadap pembiayaan Bank BUMN diharapkan juga akan terjadi peningkatan yakni mencapai Rp.79,34 Triliun di tahun 2022 dari sebelumnya di tahun 2021 Rp. 67,89 Triliun, dan pembiayaan Non Bank BUMN tahun 2022 mengalami peningkatan dengan total Rp. 114,8 Triliun, dimana posisi pembiayaan di tahun 2021 adalah sebesar Rp. 97,65 Triliun,” tukas Danang. (BPJT/Dms)
 

Share Berita Ini

Berita Terkait