Pemutaran Pier Head Menggunakan Teknologi Sosrobahu pada Jalan Tol Cimanggis – Cibitung Seksi 2, Solusi Percepat Penyelesaian Konstruksi dan dapat Beroperasi Sepenuhnya pada Tahun 2020
Jakarta – Sebagai salah satu solusi untuk mempermudah percepatan pelaksanaan pembangunan kontruksi jalan tol diatas jalan yang sudah beroperasi dengan kondisi volume kendaraan yang cukup tinggi, dilakukan pemutaran Pier Head menggunakan teknologi Sosrobahu pada ruas jalan tol Cimanggis – Cibitung Seksi 2.
Pemutaran konstruksi Pier Head P13 dengan metode Sosrobahu yang dilaksanakan pada Rabu dini hari, (11/9/19) pukul 00.05 hingga pukul 01.05 WIB yang disaksikan secara langsung oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit bersama para peserta Conference Of ASEAN Federation Of Engineerings Organizations (CAFEO) ke 37. Teknologi Sosrobahu ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati yang merupakan salah satu insinyur berbakat Indonesia yang terus dikenang hingga sekarang dan menjadi kebanggaan dunia teknik sipil Indonesia.
Danang mengatakan, setelah melihat secara langsung pemutaran Pier Head dengan menggunakan teknologi Sosrobahu yang merupakan salah satu karya terbaik anak bangsa ini, BPJT Kementerian PUPR sangat bangga karena merupakaan salah satu aset penting yang dapat diterapkan di seluruh pelaksanaan konstruksi di Indonesia.
“Melihat kondisi jalanan yang dilalui kendaraan dengan volume lalu lintas yang cukup padat, teknologi ini sangat cocok dan merupakan langkah yang tepat, sehingga diharapkan konstruksi jalan tol ini dapat diselesaikan dengan cepat dan selesai pada target waktunya. Karena nantinya jalan tol Cimanggis – Cibitung ini akan terhubung ke jalan tol Cibitung – Cilincing yang juga akan tersambung pada jalan tol Cinere – Jagorawi,” kata Danang.
Dikatakan Danang, keberadaan jalan tol Cimanggis – Cibitung merupakan akses yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Setelah pembangunan 6 ruas jalan tol yang terintegrasi di dalam akses Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 rampung, harapannya dapat menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan di jalan tol JORR 1 yang sudah terbangun.
“Ketika jalan tol ini selesai dan terhubung seluruhnya pada jalan tol JORR 2 maupun jalan tol dalam kota, akan menghasilkan solusi bagi kelancaran transportasi di Jabodetabek. Begitupun angkutan berat logistic juga nantinya akan melewati akses tol ini, sehingga ruas jalan tol Cimanggis – Cibitung yang dibangun dengan jumlah dan lebar jalur 2x3 terbagi menjadi dua arah dan masing-masing arah terdiri dari 3 lajur,” tambahnya.
Sementara, Thorry Hendrarto selaku Direktur Utama PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) menambahkan, Harapan setelah terbangunnya jalan tol Cimanggis – Cibitung, mudah-mudahan memberikan manfaat besar bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek. Bukan hanya mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi, memangkas waktu perjalanan, namun juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah urban.
“Untuk Seksi I ruas Junction Cimanggis – On/Off Ramp Jatikarya selesai pada akhir tahun 2019 bulan Desember, dan seksi II ruas On/Off Ramp Jatikarya – Junction Cibitung secara keseluruhan dapat selesai pada pertengahan 2020 mendatang,” kata Thorry.
Pemutaran Pier Head menggunakan Teknologi Sosrobahu pada jalan tol Cimanggis – Cibitung diterapkan di 37 Pier Head (18 Sosrobahu). Masing-masing Pier Head memiliki lebar sepanjang 32,8 meter dengan berat maksimal sebesar 1.200 Ton.
Jalan tol Cimanggis – Cibitung sepanjang 25,39 Km terbagi menjadi 2 seksi, yaitu Seksi I ruas Junction Cimanggis – On/Off Ramp Jatikarya sepanjang 3,17 Km dan Seksi II ruas On/Off Ramp Jatikarya – Junction Cibitung sepanjang 22,22 Km, nilai investasi sebesar 4,52 Triliun dibangun oleh PT Cimanggis Cibitung Tollways dengan Kontraktor pelaksana PT Waskita Karya.
Penerapan teknologi Sosrobahu merupakan solusi yang cukup tepat terhadap sulitnya membangun kontruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dengan volume kendaraan yang padat. Pada konstruksi Pier head dilakukan sejajar dengan garis jalan sehingga tidak memerlukan ruang bebas yang luas dan setelah selesai dilakukan pemutaran. 29 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Juli 1988, pada saat teknologi Sosrobahu atau landasan putar bebas hambatan digunakan di Indonesia pada Jalan Tol Wiyoto-Wiyono.
Sebelumnya, teknologi Sosrobahu telah diterapkan seperti di proyek pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Japex Elevated II), Jakarta Intra Urban Tollway (JIUT) Seksi Cawang – Tanjung Priuk & Harbour Road. Begitupun di luar negeri, yaitu telah diterapkan di Malaysia pada pembangunan Kuala Lumpur Middle Ring Road II, di Filiphina pada pembangunan Metro Manila Skyway Stage 1, Metro Manila Skyway Stage 2, NAIA Expressway, Metro Manila Skyway Stage 3, Metro Manila Expressway, dan di Srilanka yaitu pada konstruksi Acess To The Port, Colombo. (BPJT/Dms)