MLFF : Modernisasi Sistem Pembayaran Semakin Efisien Berkendara dan Menjaga Lingkungan
Yogyakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama PT. Roatex Indonesia Toll System terus mensosialisasikan rencana implementasi sistem tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) yang akan dimulai uji cobanya pada tahun 2023 mendatang dalam mendukung konektivitas jalan tol yang semakin baik dengan beragam inovasi dan semakin memberikan kelancaran berkendara bagi masyarakat.
Hal tersebut juga mendapatkan dukungan dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan diselenggarakannya kegiatan Dialog Teknologi dan Pameran: Implementasi MLFF untuk Peningkatan Pelayanan Jalan Tol pada Sabtu (17/12/22) bersama para mahasiswa dari beragam Universitas di Yogyakarta, menghadirkan sambutan dari Kepala Pustral UGM Ikaputra mewakili Rektor UGM, serta para narasumber seperti Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Tory Darmantoro, Vice President Intelligent Transport System Indonesia Resdiansyah, dan Budayawan Sumbo Tinarbuko.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit saat menjadi Keynote Speaker pada acara tersebut menyampaikan, hadirnya sistem tol nontunai nirsentuh MLFF akan mewujudkan perubahan sistem pembayaran dari dulunya tunai, non tunai menggunakan e-Toll, dan selanjutnya menerapkan sistem cashless tanpa sentuh.
"Sehingga dengan adanya langkah ini kita membawa jaringan jalan tol yang ada maupun terus bertambah dalam mendukung sistem logistik yang efisien dan berdaya saing dengan sentuhan teknologi untuk menjaga mutu maupun kualitas lingkungan," ujarnya.
Danang mengatakan, hingga saat ini total jaringan jalan tol di Indonesia telah mencapai 2.578 Km dan nantinya challenge pembangunan jalan tol di Indonesia akan terus bertambah. Sehingga kita memiliki 3 strategi pokok yakni Transformasi, Inovasi, serta Modernisasi.
"Salah satu aspek modernisasinya adalah user experience dengan 4 juta transaksi perhari di gerbang tol melalui sistem tapping akan memberikan kelambatan transaksi yang menyebabkan kemacetan. Melalui upaya inovasi teknologi yang semakin modern ini akan menghemat bahan bakar dan menjaga lingkungan yang lebih baik sehingga mengurangi dampak perubahan iklim yang signifikan, dan tentunya waktu tempuh berkendara semakin cepat dan efisien," kata Danang.
Danang mengharapkan dengan melibatkan para narasumber yang handal ini dapat menerima berbagai masukan mengenai sistem MLFF melalui literasi teknologi semakin lebih baik yang akan dikenalkan di tahun 2023. Selain itu masyarakat juga mendapatkan jaringan jalan tol yang lebih baik dan manfaat lebih besar dari kehadiran jalan tol.
Sementara itu Emil Iskandar, Project Manager PT. Roatex Indonesia Toll System menekankan pentingnya bagi calon pengguna tol MLFF untuk melakukan registrasi dan memastikan transaksi atau membayar tol melalui berbagai platform yang tersedia. Menurutnya dalam penegakan hukum, RITS sebagai Badan Usaha Pelaksana MLFF telah bekerja sama dengan Korlantas Polri dalam hal integrasi data kepemilikan kendaraan.
Sehingga walaupun kedepannya gerbang tol sudah tidak ada lagi (tidak ada barrier), namun seluruh pelanggaran tetap teridentifikasi oleh sistem MLFF yang memanfaatkan sistem satelit navigasi GNSS (Global Navigation Satellite System) yang akan mendeteksi pergerakan kendaraan saat melewati jalan tol. “Jadi jangan sampai, hanya gara-gara kita tidak bayar tol Rp10,000 lalu STNK diblokir,” sebut Emil.
Implementasi MLFF rencananya akan mulai diujicobakan secara bertahap di Bali, pada Juni 2023. Saat ini BPJT bersama RITS termasuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Bank Indonesia, Korlantas Polri serta Penyedia Jasa Pembiayaan, tengah mematangkan berbagai dukungan untuk kelancaran uji coba, termasuk memastikan semua sistem bekerja dengan baik.
Resdiansyah selaku Vice President Intelligent Transport System Indonesia dalam paparannya menyebutkan, sistem MLFF tidak jauh berbeda dengan sistem yang saat ini ada yaitu menggunakan kartu elektronik. Jika saldo tidak tersedia di kartu elektronik, maka pengguna tol tidak bisa melintasi tol. “Kalau saya tidak punya internet gimana? Ini sebenarnya sama saja dengan sistem sekarang, anda juga memastikan sebelum masuk tol, harus ada saldo. Jadi tanggung jawabnya sama,” imbuhnya.
Ditambahkan Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Tory Darmantoro, MLFF menjadi solusi saat ini dimana pertumbuhan kendaraan terus meningkat dan kemacetan sulit untuk dihindari. Terlebih, tambahnya kemacetan juga menimbulkan polusi. “Sistem ini sangat mengurangi polusi udara, apalagi jika nanti mobil listrik sudah semakin banyak. Artinya di jalan tol sudah bisa kita hindari terjadinya polusi udara,” sebut Tory.
Semantara Budayawan Sumbo Tinarbuko berharap, sosialisasi implementasi ini bisa dilakukan lebih massif lagi terutama untuk menjawab mengapa MLFF lebih efisien, lebih aman dan efektif. Selain itu Ia menilai, masyarakat sebenarnya sudah siap untuk menerima implementasi MLFF.
“Tentu masyarakat siap, tergantung bagaimana cara mengkomunikasi dan memvisualisasikan sistem baru teknologi MLFF dengan aplikasi Cantas tersebut. Dan berharap masyarakat juga dapat membantu mensosialisasikannya demi kesuksesan bersama sistem yang baru akan diterapkan di Indonesia ini,” pungkas Sumbo. (BPJTDms/RITSMeita)