berita

Kementerian PUPR Selenggarakan Penilaian Pengelolaan Jalan Tol Berkelanjutan Sebagai Langkah Transformasi Bisnis di Sektor Jalan Tol

Kementerian PUPR Selenggarakan Penilaian Pengelolaan Jalan Tol Berkelanjutan Sebagai Langkah Transformasi Bisnis di Sektor Jalan Tol

Jakarta - Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik yang berkelanjutan kepada masyarakat yang diterapkan di seluruh Jalan Tol di Indonesia, Kementerian PUPR menyelenggarakan Penilaian Pengelolaan Jalan Tol Berkelanjutan. Dimulainya pelaksanaan kegiatan penilaian selama 1,5 bulan kedepan ditujukan kepada 53 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), ditandai dengan penekanan tombol sirine dilakukan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Hubungan Antar Lembaga Luthfiel Annam Achmad, dan Kepala BPJT Kementerian PUPR, Danang Parikesit terhitung pada Kamis, (17/10/19) di Perpustakaan Kementerian PUPR.

Penilaian jalan tol dan rest area berkelanjutan harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) PUPR No.10 Tahun 2014 dan Permen PUPR No 12 Tahun 2018, yakni terpenuhinya Core Function di ruas jalan tol, seperti aspek kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan pengguna ruas jalan tol. Kemudian terpenuhinya support function di rest area jalan tol berupa penerapan regulasi tentang tempat istirahat dan pelayanan pada jalan tol (rest area), dan terpenuhinya fungsi kebutuhan pendukung dan pelengkap di rest area.

Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman mengatakan, untuk mendorong peran serta BUJT dalam memberikan pelayanan terbaik berkelanjutan kepada masyarakat, Kementerian PUPR melakukan penilaian terhadap kualitas layanan jalan tol dan TIP di seluruh ruas jalan tol. "Penilaian dilaksanakan pada Minggu depan sampai 15 November 2019. Kriteria penilaian yang dilakukan yaitu review, evaluasi pakar, dan uji lapangan, sehingga hasilnya akan diumumkan pada tanggal 3 Desember 2019 saat hari Bhakti PU,” kata Sudirman.

Selanjutnya, Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, kegiatan pengembangan konsep jalan tol berkelanjutan merupakan bagian dari transformasi bisnis di sektor jalan tol, yang dikembangkan oleh bapak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, bapak Sudirman.

“Bukan hanya dilihat dari aspek pembangunan jalan tol berkualitas, kemudian mengoperasikan, tapi juga dapat dikembangkan melalui pengelolaan limbah sampah di sepanjang jalan tol, pengelolaan lingkungan jalan tol secara umum. Kemudian masing-masing aspek tersebut dilaksanakan melalui tahapan pengembangan yang sangat bagus kedepannya,” kata Danang.

Ditambahkan Danang, nantinya penilaian ditujukan kepada seluruh badan usaha yang mengikuti lomba dengan menampilkan wajah jalan tol yang dikelolanya sebagai sistem jaringan jalan tol yang lebih berkelanjutan juga bersifat modern. Hal tersebut dapat dimulai dengan pengelolaan rest area yang sekaligus dirasakan manfaatnya bagi masyarakat secara luas terkait pengelolaan sampah, toilet, mempercantik kawasan rest area yang nyaman untuk beristirahat.

“Peserta lomba adalah badan usaha jalan tol yang menjadi pengelola jalan tol (operator jalan tol) berada di ruas yang sudah ada mulai dari Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Bali, dan Pulau Sulawesi. Mereka (BUJT) yang sudah memiliki rest area masing-masing pada setiap ruas jalan tol, akan menjadi contoh dan motivasi pengelola rest area lainnya untuk bisa semakin lebih baik,” tambahnya.

Sebagai upaya menghasilkan peran serta yang maksimal bagi fungsi jalan tol yang berkelanjutan, diperlukan koordinasi, kolaborasi, dan sinergi antarkementerian seperti Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Perhubungan.

Berikutnya, Danang mengatakan terkait penilaian pengelolaan jalan tol berkelanjutan ini akan menghasilkan suatau kerja sama yaitu dengan Indonesia Infrastructure Finance, yaitu Lembaga yang memberikan bantuan pembiayaan infrastruktur. “Mereka sedang mengembangkan konsep Green Financing (pembiayaan yang ramah terhadap lingkungan), dan Green Investment (investasi yang ramah terhadap lingkungan) dan harapan kita mereka (BUJT) yang menang, memiliki kesempatan lebih banyak dalam mengakses dana investasi,” ujarnya.

Danang menjelaskan, saat ini BPJT Kementerian PUPR telah melakukan kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi nasional dalam mengenalkan teknologi dari tenaga ahli kita sendiri untuk memantau infrastruktur jalan tol yang dibangun di Indonesia berupa kerjasama dalam mengembangkan teknologi pengelolaan jalan tol yang sudah ada dibuat.

“Seperti teknologi Ultra High Speed Camera yang sistem kerjanya melacak keretakan di jalan, sehingga kita tahu kapan jalan akan di maintenance. Kemudian kita juga memiliki kerja sama pengembangan untuk mengamati naik turunnya arus tanggul laut pada pembangunan jalan tol Semarang – Demak,” jelasnya. (BPJT/Dms)

Share Berita Ini

Berita Terkait