Jaga Keselamatan Pengguna Jalan, Kementerian PU Dorong Percepatan Pemenuhan SPM Tol Cisumdawu


Sumedang – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berkomitmen untuk mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di ruas Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) demi menjaga keselamatan pengguna jalan tol. Hal tersebut disampaikan saat Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Jalan Tol Cisumdawu pada Jumat (12/9/2025).

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan setiap BUJT harus selalu fokus memenuhi SPM demi memastikan jalan tol berfungsi maksimal dalam melayani masyarakat penggunanya, terutama karena masyarakat sudah membayar tarif tol.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian mengatakan sesuai hasil verifikasi di lapangan oleh Direktorat Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga dan BPJT, baru tiga dari delapan subtansi SPM yang terpenuhi. “Ada beberapa aspek pemenuhan yang masih harus di kejar oleh CKJT,” katanya. Saat ini sedang dilakukan perbaikan oleh BUJT untuk pemenuhan SPM tersebut.

Wilan menyampaikan Kementerian PU melalui BPJT terus memonitoring upaya-upaya peningkatan kualitas jalan tol yang sedang dilakukan oleh PT CKJT, diantaranya pengecatan marka, pengecatan guardrail, pengecatan jembatan penyeberangan, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala serta rekonstruksi, penanganan ODOL, serta penanganan terhadap pergerakan tanah di KM177 tepatnya di kawasan Dusun Bojongtotor.

“Penanganan lereng Bojongtotor itu nanti pasti akan kita selesaikan, tapi sebelum itu kita usahakan untuk main road-nya harus memenuhi SPM lebih dulu”, lanjut Wilan.

Penanganan pergerakan tanah di KM177 dilakukan melalui metode gabungan yang terdiri dari pemasangan borepile diameter 150 cm dengan kedalaman 50 meter sebanyak 116 titik, pemasangan ground anchor dan pengecoran struktur beton untuk memperkuat lereng, serta pekerjaan regrading untuk mengurangi kemiringan lereng. Total panjang penanganan mencapai sekitar 335 meter.

“Kami menggunakan 3 unit alat borepile yang beroperasi selama 24 jam dengan sistem 2 shift untuk meningkatkan produktivitas pekerjaan. Dari total 116 titik borepile, sudah selesai sebanyak 84 titik”, jelas Wilan.

Pekerjaan penanganan dilakukan sejak 20 Juni 2025 dan tercatat hingga 11 September 2025, progres pekerjaan penanganan telah mencapai 52,23%. Dengan progres yang berada 15,65% di atas rencana tersebut, pekerjaan penanganan dipastikan on track dan bahkan berpotensi bisa diselesaikan lebih cepat dari target.

Ketua Komisi V DPR RI Lasarus juga mendorong rencana pembebasan lahan di atas lereng sebagai solusi permanen untuk memitigasi potensi bencana di Jalan Tol Cisumdawu. Menurutnya, jika beban di atas lereng tidak secepatnya dikurangi, pergerakan tanah akan tetap terjadi meskipun struktur lereng sudah diperkuat. “Mengurangi beban di atas adalah pekerjaan utama karena kalau tidak, itu sangat berisiko”, tegasnya.

Lasarus menegaskan bahwa Komisi V DPR RI akan terus memantau proses pemenuhan SPM jalan tol untuk memastikan keselamatan pengguna jalan. “Kami mendukung semua upaya baik yang sedang dilakukan demi pelayanan kepada masyarakat”, tandasnya.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono juga turut hadir dalam acara ini untuk menyampaikan beberapa catatan mengenai pemenuhan SPM antara lain mengenai perbaikan yang perlu dilakukan terhadap desain jalur penyelamat (escape lane), guardrail dan crash cushion. (*)